
Rusia Cabut Blokir Aplikasi Telegram Setelah 2 Tahun
Selain WhatsApp, Telegram ini juga menjadi salah satu aplikasi populer yang digunakan untuk kebutuhan panggilan suara sampai dengan chattingan, apalagi ia juga memungkinkan untuk membuat group chat dengan jumlah anggota yang begitu banyak. Hanya saja memang karirnya tidak semulus WhatsApp yang diterima di hampir semua negara. 2 tahun lalu Telegram ini diblokir oleh Rusia, sehingga tidak dapat digunakan oleh masyarakat di negara tersebut. Setidaknya pemerintah Rusia ini memang sudah menolak Telegram ini pada tahun 2018, karena memang menolak menyerahkan kunci untuk mengakses data penggunanya.
Namun pada pekan ini Rusia memutuskan untuk mencabut pemblokiran terhadap Telegram. Hal ini disebutkan secara langsung oleh Otoritas Komunikasi Rusia dengan alasan karena Telegram sudah mau berlaku kooperatif dalam upaya untuk memerangi terorisme dan juga ekstremisne pada platform chatting miliknya. Sehingga kemudian membatalkan tuntutan untuk membatasi akses Telegram tersebut. Tentunya sesuai dengan persetujuan yang diserahkan ke kantor kejaksaan Rusia.
Memang tidak dapat dipungkiri juga jika seandainya Telegram ini sendiri sering kali dipakai sebagai sarana komunikasi oleh beberapa organisasi teroris untuk menyebarkan propaganda, hal ini disebabkan karena mekanisme perlindungan terhadap privacy penggunanya juga kurang. Sehingga bertentangan dengan Undang-Undang Anti-Terorisme yang ada di Rusia, dimana untuk setiap perusahaan penyedia layanan pesan instan menyerahkan kunci enkripsi kepada pihak otoritas.
Namun pada tahun 2018 sendiri pendiri dari Telegram ini, yaitu Pavel Duvor enggan untuk menyerahkan kunci enkripsi tersebut, dengan alasan karena privasi memang bukan sesuatu yang dapat dijual dan juga hak asasi manusia juga tidak dikorbankan karena rasa takut maupun keserakahan. Hanya saja ternyata meskipun pihak pemerintah Rusia kemudian memblokir Telegram ini, namun ternyata pemblokiran tersebut tidak berjalan secara efektif. Mengingat masih banyak diantara masyarakat Rusia yang tetap menggunakan Telegram ini sebagai sarana untuk berkomunikasi. Bahkan juga semakin berkembang di Rusia.
Bahkan implementasi blokir ini juga berlangsung berantakan. Dimana para penyedia layanan internet atau ISP yang ada di Rusia bahkan sempat melakukan blokir kepada 15,8 juta alamat IP yang ada di platform cloud Amazon dan juga Google yang dipakai melalui jalur Trafik oleh Telegram untuk menghindari blokir. Namun hal ini tidak bisa memblokir Telegram secara spesifik. Mengingat masih banyak diantara layanan lain seperti diantaranya adalah platform cloud dari Google dan juga Amazon jadi ikut terganggu. Termasuk diantaranya adalah jasa ritel hingga online banking yang ada di seluruh Rusia.
Rusia sendiri juga memblokir layanan VPN dan internet anonymizer yang sekiranya dapat digunakan untuk mengakses Telegram. Hanya saja ternyata banyak diantara warga Rusia yang bisa mengakali untuk menggunakannya. Pada awal bulan ini Pavel Durov selaku pendiri Telegram juga meminta secara baik-baik kepada pemerintah Rusia untuk mencabut pemblokiran tersebut sehingga nantinya warga juga dapat mengakses kembali Telegram secara lebih nyaman.
Telegram sendiri sekarang ini sudah meningkatkan kemampuannya di dalam mendeteksi dan juga menghapus konten yang berbau ekstremisne. Sehingga kemudian pemerintah Rusia sendiri juga sudah memberikan izin kepada Telegram untuk digunakan di negara tersebut. Bahkan saat ini Telegram sudah digunakan oleh lebih dari 400 juta orang di seluruh dunia. Mengingat begitu banyak diantara layanan-layanan berkualitas yang ada di aplikasi Telegram tersebut. Sehingga tak heran jika banyak yang memilih untuk memakainya.