
Hati-hati Sistem Otentikasi Dua Faktor dari Google Kini Kurang Aman
Memang tidak dapat dipungkiri jika seandainya jelajah atau berselancar ke dunia maya memang menjadi hal yang tidak bisa dilepaskan dari masyarakat di era modern seperti sekarang. Karena bukan sebuah rahasia lagi jika seandainya internet memang memberikan banyak sekali hal-hal menarik kepada masyarakat, informasi, hiburan sampai dengan bisnis yang nantinya bisa menghasilkan pemasukan juga ada disini. Hanya saja memang di dalam jelajah di internet tidak dapat dikatakan sepenuhnya aman, resiko-resiko ada mulai dari ancaman virus hingga para hacker.
Bahkan selama ini Google yang sudah menyematkan keamanan yang bagus pun dengan sistem otentikasi dua faktor ternyata juga tetap dapat diretas. Patut untuk diketahui bahwa otentikasi dua faktor ini mewajibkan pemilik akun untuk melakukan 2 langkah verifikasi sebelum nantinya sang pemilik bisa untuk masuk ke akun mereka. Biasanya dalam bentuk password dan juga kode khusus yang dikirimkan melalui SMS pada nomor yang sudah didaftarkan.
Memang dianggap dengan adanya sistem otentikasi dua faktor ini akan menjamin keamanan bagi para pengguna dunia maya agar bisa meminimalisir dari para hacker, hanya saja ternyata hal ini tidak lagi demikian. Karena menurut laporan keamanan siber terbaru yaitu ThreatFabric ini dikatakan bahwa malware yang dibuat oleh para peretas dapat melihat kode yang telah dikirimkan oleh Google Autheticator yang ada di smartphone Android Anda. Malware yang biasanya mencuri data tersebut adalah cerberus dan termasuk dalam kategori Trojan, biasanya menyerang pemilik akun atau data perbankan.
Virus atau malware ini pertama kali ditemukan adalah Juni 2019 lalu. Ketika aplikasi tersebut sedang berjalan, maka Trojan mendapatkan kontan antar muka yang kemudian akan mengirimkan ke server. Cerberus ini sendiri pada dasarnya adalah hasil dari pengembangan Trojan Anubis yang ditemukan setidaknya tahun 2018. Cerberus ini sendiri nantinya dapat mengendalikan perangkat yang telah sudah terinfeksi tersebut dari jarak jauh. Sehingga nantinya para hacker inilah yang akan menggunakan informasi penting dari para nasabahnya agar nantinya para hacker mencuri data-data penting mereka.
Nantinya peretas akan menggunakan fiture atau kode OTP yang telah dikirimkan oleh Google Autheticator. Hanya saja meskipun demikian para peneliti sendiri juga belum sepenuhnya mengetahui bagaimana cara malware tersebut dapat dan mampu menerobos sistem keamanan tersebut. Malware tersebut juga masih ada dalam tahapan uji coba. Setidaknya juga telah ada beberapa layanan perbankan dari beberapa negara yang ada di Eropa, Jepang sampai dengan Amerika Serikat yang memang menjadi target dari virus Carberus ini.
Sehingga tentunya Anda sendiri yang menggunakan layanan perbankan secara online hendaknya juga harus berhati-hati, karena bisa jadi hal tersebut beresiko bagi Anda kedepannya. Apalagi bagi yang memiliki saldo dalam jumlah yang besar di rekening online. Meskipun sebenarnya dari segi keamanan terancam, namun jangan khawatir, hal ini juga dijadikan sebagai bahan masukan bagi para pengembang untuk memperkuat sistem keamanan, sehingga bisa memberikan jaminan keamanan bagi penggunanya sendiri.
Setidaknya bagi para pengguna ini sendiri juga wajib untuk lebih waspada lagi jika seandainya ingin mengakses situs atau pun website tidak terkenal dari smartphone Anda. Karena bisa jadi karena jelajah dunia maya yang tidak benar inilah yang nantinya akan membawa dampak besar, karena kehadiran malware yang akan mencuri data Anda.